Sumatera Barat memiliki banyak pilihan kuliner nikmat di lidah. Salah satu nya jajanan tradisional yang dikenal dengan Lapek Bugih atau Lepat Bugis.
Asal Mula Kue Lapek Bugih
Menjadi jajanan tradisional lapek bugih juga menjadi pelengkap dalam sebuah tradisi. Asal muasalnya jajanan ini dari tanah Bugis, Sulawesi. Berawal dari pelayar asal Bugis yang membawa lapek ke masyarakat Minangkabau.
Keberadaan kue lapek di Minangkabau sebagai sajian ritual adat dan budaya. Biasanya kemunculan lapek bugih sebagai hidangan penutup dalam tradisi makanan bajamba atau pelengkap dalam tradisi maanta pabukoan saat Ramadhan.
Bahkan kue tradisional ini tidak boleh absen, disaat menantu keluarga istri mengantar makanan ke rumah mintuo (keluarga suami). Lapek bugih menjadi hantaran bersama panganan khas Minangkabau lainnya.
Di dalam balutan daun pisang ada olahan tepung ketan hitam atau putih dicampur santan, garam, vanilla. Sementara untuk isiannya dari parutan kelapa yang ditambah gula pasir atau gula merah.
Sekilas lapek bugih mirip dengan ke bugis di Betawi dan mendut di Jawa Tengah. Tentunya jajan tradisional ini memang cocok sebagai makanan penutup atau santapan pada saat minum kopi atau teh. Harga satuan kue ini cukup ramah dikantong dengan kisaran Rp 2000 – Rp 3500.