Makanan mandai tentunya cukup asing bagi masyarakat di luar Kalimantan. Tetapi bagi masyarakat Kalimantan Selatan, khususnya Banjar, kuliner dari olahan kulit buah cempedak sangat populer dan mudah ditemukan.
Kemunculan ide pengolahan kulit buah cempedak dikarenakan banyaknya buah cempedak di Kalimantan. Disaat musim kemarau tiba, masyarakat banjar yang gemar makan ikan mengalami kesulitan saat musim kemarau tiba sehingga ikan sulit ditangkap.
Buah cempedak memiliki kemiripan dengan buah nangka, hanya saja cempedak yang sudah matang memiliki bau yang menyengat. Bahkan jika nangka dijadikan sayur di Sumatera Barat, Kalimantan Selatan memiliki Manday olahan dari kulit cempedak.
Meskipun awalnya dijadikan makanan alternatif disaat musim kemarau kini manday favorit warga Banjar. Bahkan dapat dipastikan olahan kulit buah ini hadir di setiap rumah makan. Pasalnya Manday memiliki aroma khas, tekstur unik saat dinikmati.
Pengolahan manday dimulai dengan lebih dulu melakukan fermentasi kulit dengan cara direndam menggunakan air garam. Manday bisa diolah dengan cara ditumis dan digoreng, kedua olahan ini sangat cocok menjadi lauk pendamping nasi hangat. Bahkan kini tersedia mandai krispi .
Tidak hanya nikmat di lidah, Manday juga memiliki kandungan vitamin A dan C. Di samping itu, mandai juga termasuk sumber karbohidrat, protein, lemak, kalsium, dan fosfor. Menjadi lauk pendamping tentunya harga Mandai sangat bervariasi, namun olahan mandai krispi memiliki bandrol Rp 20.000 – Rp 25.000 per bungkus.