Jadi salah satu makanan asal negara India, kue apem semakin akrab sebagai jajanan pasar masyarakat di pulau Jawa. Cukup mudah untuk menemukan jajanan pasar yang satu ini, apa lagi dibeberapa kota kue apem sering disajikan sebagai makanan ringan pendamping kopi dan teh di pagi hari.
Kue apem terbuat dari santan, daun pandan, singkong, tepung beras, tepung terigu dan ragi. Di negara asalnya kue ini disebut ‘Appam’, walaupun penyebutannya mirip tentunya secara resep berbeda dan menyesuaikan lidah dimasing – masing negara.
Asal Usul dan Filosofi Kue Apem
Asal mula kue apem ini bermula ketika Ki Ageng Gribig keturunan Prabu Brawijaya membawa kue ini saat kembali dari perjalanan tanah suci. Dibuat ulang oleh istri Ki Ageng dengan menggunakan bahan dan cita rasa lidah Indonesia, kue – kue ini kemudian dibagi – bagi kepada masyarakat disekitar.
Di Indonesia kue apem dipengaruhi oleh dua kebudayaan besar yakni India dan Arab. Sedangkan di Arab Saudi kue ini disebut “afuum” yang bermakna ampunan. Berangkat dari saduran tersebut secara turun temurun kue apem kian akrab dalam upacara tradisional di Pulau Jawa mulai dari acara khitanan, kehamilan, kematian, pernikahan dan masih banyak lagi.
Yang selalu mencuri perhatian kue apem tidak pernah terlupakan di acara ruwahan menjelang bulan Ramadhan dan gunungan di tahun baru Islam. Dalam upacara tahun baru islam kue apem menjadi simbol kesederhanaan karena bahan pembuatan yang sederhana.
Dengan harga yang sangat terjangkau tentunya kue apem menjadi jajanan yang tidak boleh terlewatkan, terlebih dalam beberapa acara yang rutin dilakukan di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah.